Para
praktisi dan peneliti yang berkecimpung dalam bidang software agent berasal
dari berbagai disiplin ilmu seperti jaringan komputer dan kecerdasan buatan dan
hingga saat ini belum ada kesepakatan bulat di antara mereka mengenai definisi
dari software agent dan apa yang membedakannya dengan software pada umumnya.
Berikut ini adalah beberapa definisi yang dikemukakan oleh para praktisi dan
peneliti tersebut:
Andrew
S. Tanenbaum dan Maarten van Steen, Software agent adalah proses autonomous yang mampu
bereaksi kepada, dan menginisiasi perubahan dalam, lingkungan, mungkin dalam
rangka kolaborasi dengan pengguna dan agent lain.
Jefrey
F Bradshaw, Software
agent adalah sebuah entitas software yang berfungsi secara berkesinambungan
(continuously) dan otomatis pada lingkungan tertentu, sering menjadi tempat
hidup oleh agent dan proses-proses lain. Meskipun ada berbagai definisi yang
berbeda tetapi setidaknya ada beberapa karakteristikyang dapat diamati dari
berbagai software agent yang ada saat ini.
Di dalam kamus Webster’s New World Dictionary [Guralnik,
1983], agent didefinisikan sebagai:
Disini ada dua point yang bisa diambil:
· Agent mempunyai
kemampuan untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan.
· Agent melakukan
suatu tugas/pekerjaan dalam kapasitas untuk sesuatu, atau untuk orang lain.
Didapat dari point-point diatas Caglayan
mendefinisikan software agent sebagai:
Suatu entitas software
komputer yang memungkinkan user (pengguna) untuk mendelegasikan tugas kepadanya
secara mandiri (autonomously).
Kemudian beberapa peneliti lain
menambahkan satu point lagi, yaitu bahwa agent harus bisa berjalan dalam
kerangka lingkungan jaringan (network environment). Definisi agent
dari para peneliti lain pada hakekatnya adalah senada, meskipun ada yang
menambahkan atribut dan karakteristik agent ke dalam definisinya.
2.2. Karakteristik dan Atribut Software Agent
Untuk memperdalam
pemahaman tentang software agent, fungsi, peran, dan perbedaan mendasar
dikaitkan software program yang ada, berikut ini akan dijelaskan tentang
beberapa atribute dan karakteristik yang dimiliki oleh software agent.
Tentu tidak semua karakteristik dan atribut terangkum dalam satu agent.
Pada hakekatnya daftar karakteristik dan atribut dibawah adalah merupakan hasil
survey dari karakteristik yang dimiliki oleh agent-agent yang ada pada
saat ini.
1.
Autonomy: Agent
dapat melakukan tugas secara mandiri dan tidak dipengaruhi secara langsung oleh
user, agent lain ataupun oleh lingkungan (environment). Untuk mencapai
tujuan dalam melakukan tugasnya secara mandiri, agent harus memiliki
kemampuan kontrol terhadap setiap aksi yang mereka perbuat, baik aksi keluar
maupun kedalam. Dan satu hal penting lagi yang mendukung autonomy adalah
masalah intelegensi (intelligence) dari agent.
2.
Intelligence, Reasoning, dan
Learning: Setiap agent harus mempunyai standar minimum
untuk bisa disebut agent, yaitu intelegensi (intelligence). Dalam
konsep intelligence, ada tiga komponen yang harus dimiliki: internal knowledge
base, kemampuan reasoning berdasar pada knowledge base yang
dimiliki, dan kemampuan learning untuk beradaptasi dalam perubahan
lingkungan.
3.
Mobility dan Stationary:
Khusus untuk mobile agent, dia harus memiliki kemampuan yang merupakan
karakteristik tertinggi yang dia miliki yaitu mobilitas. Berkebalikan dari hal
tersebut adalah stationary agent. Bagaimanapun juga keduanya tetap harus
memiliki kemampuan untuk mengirim pesan dan berkomunikasi dengan agent
lain.
4.
Delegation: Sesuai
dengan namanya dan seperti yang sudah kita bahas pada bagian definisi, agent
bergerak dalam kerangka menjalankan tugas yang diperintahkan oleh user.
Fenomena pendelegasian (delegation) ini adalah karakteristik utama suatu
program disebut agent.
5.
Reactivity:
Karakteristik agent yang lain adalah kemampuan untuk bisa cepat
beradaptasi dengan adanya perubahan informasi yang ada dalam suatu lingkungan
(enviornment). Lingkungan itu bisa mencakup: agent lain, user, adanya
informasi dari luar, dsb.
6.
Proactivity dan Goal-Oriented:
Sifat proactivity boleh dikata adalah kelanjutan dari sifat reactivity.
Agent tidak hanya dituntut bisa beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan, tetapi juga harus mengambil inisiatif langkah penyelesaian apa yang
harus diambil. Untuk itu agent harus didesain memiliki tujuan (goal)
yang jelas, dan selalu berorientasi kepada tujuan yang diembannya (goal-oriented).
7.
Communication and Coordination
Capability: Agent harus memiliki kemampuan berkomunikasi
dengan user dan juga agent lain. Masalah komunikasi dengan user adalah
masuk ke masalah user interface dan perangkatnya, sedangkan masalah komunikasi,
koordinasi, dan kolaborasi dengan agent lain adalah masalah sentral
penelitian Multi Agent System (MAS). Bagaimanapun juga untuk bisa
berkoordinasi dengan agent lain dalam menjalankan tugas, perlu bahasa
standard untuk berkomunikasi. Tim Finin dan Yannis Labrou adalah peneliti software
agent yang banyak berkecimpung dalam riset mengenai bahasa dan protokol
komunikasi antar agent. Salah satu produk mereka adalah Knowledge
Query and Manipulation Language (KQML). Kemudian masih berhubungan dengan
ini komunikasi antar agent adalah Knowledge Interchange Format (KIF).
Link Kelompok :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar